Oleh Ayupria Soedjarwo
Israel bersikukuh mempercepat pembangunan apartemen baru di
kawasan Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin
Netanyahu mengatakan rencananya akan ada pembangunan 2.000 apartemen baru.
Ironisnya, para kuli bangunannya adalah warga palestina. Mereka tidak memiliki
pilihan lain selain menjadi kuli bangunan agar dapat tetap menafkahi anak istri
mereka.
Salah satu lokasi pembangunan apartemen baru tersebut adalah
Har Homa, di kawasan Jerusalem Timur. Lokasi itu sejatinya merupakan wilayah
caplokan Israel pada 1967. Nama baru untuk lokasi itu adalah Homat Shmuel.
Pihak Israel mengatakan tahap konstruksi sempat terhalang oleh perizinan.
Sempat beberapa waktu lalu kita tahu bahwa PBB telah
mengeluarkan resolusi kepada Israel dan Palestina. Pihak AS sendiri juga telah
meminta kepada Israel agar menghentikan pembangunan pemukiman itu sementara
waktu selama proses perundingan berlangsung. Namun semuanya itu tidak digubris.
Bahkan resolusi PBB yang sempat dijadikan harapan oleh bangsa Palestina
kemudian di veto oleh pihak AS.
Pertanyaannya kemudian adalah, Apa motif di balik AS
terhadap konflik di Israel dan Palestina ini?
Disatu sisi AS mengecam Israel dan meminta Israel untuk
menghentikan pembangunan pemukiman sementara waktu. Di sisi lain, AS selalu
memveto resolusi PBB yang sekiranya merugikan Israel dan menguntungkan Palestina.
Adakah politik standar ganda yang diterapkan AS disini?
Kalau iya, alangkah lebih baik persoalan Israel dan
Palestina ini tidak dibawa ke dewan keamanan PBB, toh nanti hasilnya sama saja,
PBB mengagendakan, PBB membuat resolusi yang disepakati mungkin saja oleh 2/3
anggota PBB, namun akhirnya di veto oleh AS.
Padahal kita ketahui biaya untuk melakukan ini semua tidaklah sedikit,
lalu dananya darimana? Pertama dana diperoleh dari Amerika Serikat, kemudian
urutan kedua ditempati oleh Jepang, ketiga dan seterusnya, sedangkan Negara kecil
hanya mampu menyumbang 0,..% dari dana itu. Jadi bisa dimaklumi bahwa PBB juga
secara dramatis bergantung pada AS.
Persoalan juga semakin pelik karena ternyata AS sebenarnya
hanya boneka kaum yahudi, Nah Loh,,Tidak ada presiden AS yang benar-benar anti
yahudi. DI sesi orasi ketika berkampanye mungkin saja mereka mengatakan ‘kami
anti yahudi’ tapi di belakang siapa yang tahu? Karena kaum yahudi di amerika
memegang sektor-sektor vital dalam kehidupan ekonomi. Kaum yahudi inilah yang
menyetir keputusan pemerintah AS.Dan satu lagi, pendapatan para kaum yahudi itu
sebagian untuk mendanai proyek pembangunan di Israel. Padahal kita sering
mengkonsumsi bahkan sangat suka pada produk mereka ini.
Setelah kita mengetahui hal ini, akankah kita menjadi sangat
idealis ataukah tetap realistis?
Kalau saya sendiri bisa keduanya, Idealis kalau ada alternative
lain yang lebih bagus mutunya dari produk kaum yahudi. Kalau tidak ada ya tetap
realistis, karena saya mengeluarkan uang tentunya dengan harapan ingin
mendapatkan yang terbaik. Maka dari itu, jadilah konsumen barang yang bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar