Jumat, 25 Juli 2014

Stop Intimidasi, Stop Bullying, Raih Kembali Kedaulatanmu !


By : Ayupria

Udara Jogja akhir-akhir ini terasa begitu segar, benar-benar berasa mak "nyes" merasuk ke setiap organ hingga ujung-ujung sendi. Entah ini memang hanya perasaanku atau memang alam sedang berbaur bersamaku merayakan kemerdekaanku, kedaulatanku yang kembali kugenggam setelah sekian lama kugadaikan atas nama cinta. Setidaknya sekarang aku menjadi lebih menghargai, makna sebuah kemerdekaan atas diri sendiri. Kemerdekaan menentukan siapa kamu, bagaimana kamu hingga ke sebuah seluk beluk yang paling rumit, kamu mau apa. Hampir sama dengan negaraku, ketika kedaulatan kita gadaikan ke pihak asing, kita ini mau apa? mau jadi apa? semua gerak bahkan terbatasi oleh mereka yang memegang kedaulatan kita. Jadi untuk apa kita hidup? hanya sebagai boneka, bahkan mungkin kita sendiri tak memiliki hak untuk menggerakan kedua tangan kita jika mereka bilang tidak. 

Hidup dalam bayang-bayang intimidasi, bullying dan semacamnya hanya akan membuatmu lupa siapa dirimu sebenarnya. Kita bahkan tak bisa menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri. Kecuali kamu atau aku mampu untuk berkata "TIDAK" dengan tegas kepada mereka yang mengintimidasi dan melakukan bully terhadap kita. Kita adalah pemilik yang sah tubuh kita, lahir dan batin, karena Tuhan telah mempercayakannya. Tidak ada satu orang pun yang berhak untuk melakukan hal yang tidak seharusnya kepada kita. Dan itu hanya akan berlaku tergantung bagaimana kita menghargai diri sendiri. Orang lain tidak akan melakukan intimidasi jika kita berani tegas, sebaliknya dia akan semakin menjadi ketika kita lemah. 

Intimidasi, Bullying, apapun bentuknya yang jelas aku tidak mentolerir, dan tidak akan pernah mentolerir. Karena aku tidak ingin ada celah dan terulang untuk kedua kalinya. Apapun dasarnya, cinta, kasih sayang atau dengan alasan agama pun, aku tak akan pernah memaafkan. Intimidasi merusak psikologis si korban, jarang ada korban yang bisa bangkit dari masa lalu kelamnya, namun tak sedikit pula yang berhasil dan membantu yang lainnya. Intimidasi bisa datang dari berbagai pihak, termasuk orang dekat sekalipun, seperti pacar, teman, orang tua, saudara dll. Dan hanya mereka yang jiwanya lemah yang dapat menjadi korban, seperti aku misalnya. Tapi itu dulu, dan kini akan kuceritakan kepada pembaca blog ku supaya dapat menjadi inspirasi bagi mereka yang membutuhkan.

Dulu, aku hanyalah aku. Selalu menjadi korban intimidasi dari orang terdekatku, sayangnya aku tak pernah berani memutuskan untuk benar-benar pergi. Karena aku lemah. Aku lemah karena aku terlalu takut untuk merasakan sakit, meskipun aku tahu rasa sakit itu hanya sementara. Akhirnya, setelah sekian banyak pengalaman jatuh bangun, dan atas dukungan banyak pihak yang menyayangiku, aku menjadi kuat, aku bangkit dan mulai melawan. Aku takut, namun nuraniku menguatkan. Aku tahu karena saat itu aku harus benar-benar tegas untuk berani memutuskan dan bertindak. Intimidasi tidak akan selesai tanpa dilawan. Orang-orang semacam mereka, yang merusak psikologis orang lain, tak berhak dikasihani. Bahkan hingga saat ini aku belum bisa memaafkannya, meskipun begitu aku tetap mencobanya. Akhirnya, seiring berjalannya waktu, maaf itu datang sendiri ketika aku mulai melupakannya. Melupakan orang yang pernah merusakku. Memaafkan orang yang pernah menyakiti kita dengan sangat dalam adalah bukti bahwa kita sudah benar-benar kuat untuk tidak mengingatnya lagi, itu juga bukti bahwa kita telah berdamai dengan masa lalu dan siap membuka lembaran baru.

Kini, aku yang dulu pendiam, pemurung, cengeng, dan berbagai penyakit hati lainnya sudah tidak ada lagi. Aku yang sekarang adalah aku yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, kembali merangkul banyak teman, alhamdulillah sahabat-sahabatku juga masih setia menyayangiku, kembali dapat menerimaku. Kemerdekaan hidup benar-benar sangat terasa. Aku juga merasa bahagia ketika aku bisa bekerjasama dan berbagi dengan orang lain. Lelah bahkan tidak pernah terasa saat orang lain yang kau tolong menyunggingkan senyumnya untuk kita, dan itu bayaran paling mahal menurutku. Membuat orang lain tersenyum ikhlas terhadap kita. Itulah hidupku sekarang, penuh suka cita dan selalu penuh tawa. 

Bagi mereka yang terkurung dalam lingkaran intimidasi, tidak ada upaya lain yang bisa dilakukan selain melawan, melawan dan melawan. Kesadaran penuh bahwa raja dari tubuh kita adalah diri kita sendiri, orang lain tak berhak mengotak atik kedaulatan yang kita miliki, karena kita yang memiliki, bukan mereka.  Bantulah orang-orang disekitar kita untuk bangkit melawan bullying, beri dukungan dan tingkatkan kepercayaan diri mereka, sayangi mereka, dengarkan mereka, serta ajak mereka untuk membantu sesama agar mereka tahu betapa berharganya hidup mereka untuk disia-siakan di tangan orang tak bertanggung jawab.