Jumat, 15 November 2013

Never ever ever give up to cancer



Apa yang akan kamu lakukan jika seorang dokter memprediksi sisa umurmu tak lebih dari dua tahun, seorang dengan kanker dalam stadium dua dan menjalar ke sekelilingnya? Pertanyaannya, masihkah harapan untuk dapat bersih dan sembuh total dari kanker itu ada? Apakah cara yang ditawarkan itu dapat benar-benar efektif? Adakah cara untuk itu, minimal untuk memperpanjang harapan hidup seorang penderita kanker?

Kanker, satu kata yang kedengarannya sangat mengerikan bagi beberapa orang, tak terkecuali aku. Dan hari ini, sepertinya aku harus beradaptasi dengan sahabat baruku ini. Tapi lewat tulisan ini, aku ingin semua orang tahu, bahwa tidak ada yang perlu ditakuti. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena semua orang pasti mati, dan aku juga pasti akan menemui mautku kapanpun dia ingin menjemputku. Mungkin esok, lusa atau nanti malam, bahkan mungkin penderita kanker dapat hidup lebih lama dari seseorang yang sehat, thats right guys.

Beberapa hari yang lalu, aku mengalami kontraksi yang sangat hebat, sangat-sangat hebat, aku pikir itu hanyalah gejala dismeno seperti biasanya. Aku pun berkunjung ke dokter universitasku, beliau menyarankanku untuk memeriksakan diriku lebih lanjut. Hari ini, kusempatkan mengunjungi rumah sakit ibu dan anak untuk memeriksakan diri lebih lanjut seperti saran dokterku. Seorang perawat tinggi semampai dengan raut wajah ramah menyambutku, membantuku berbaring diatas ranjang kecil disamping sebuah alat entah apa namanya. Kemudian dokter mulai memeriksaku, sambil bertanya kesana kemari mengenai keluhanku. Tiba saatnya dokter itu memberitahu penyakitku,
"sudah lama mbak?"
"iya dok, sejak sma, dulu pernah periksa juga, gangguan hormon katanya."
"Em, bukan, ini seperti gejala pra kanker, endometriosis stadium 2"
"Apa itu endometriosis dok?"
"Endometriosis ada banyak macamnya mbak, ada yang biasa dan bisa meluruh dengan sendirinya ketika hamil, ada yang karena faktor hormonal ada juga yang sudah lumayan parah, seperti mbak, sepertinya tidak diperiksakan sejak lama ya"
"Lalu dok?"
"........" mendadak lemas badanku, "kita coba terapi hormon dulu, jika tidak berefek baru nanti coba radiotherapy, toh ini masih awal kok mbak"
Seorang sahabat mencoba menenangkanku, tidak perlu operasi katanya, kita coba ke alternatif dulu siapa tahu sembuh. Keajaiban itu ada dimana-mana, termasuk dari hati kita sekalipun, karena kita percaya.
Dari sini aku jadi tahu, betapa sensitifnya penderita kanker itu, lebih sensitif dari wanita yang sedang PMS sekalipun. Cara menghadapi pasien dengan kanker adalah dengan membesarkan hatinya, pantaslah banyak komunitas-komunitas penderita kanker yang isinya bersenang-senang. Karena ternyata dalam hati yang bahagia dan pikiran yang tenang, kepercayaan akan kesembuhan itu muncul, tak ada kata putus asa yang sebelumnya terlintas di benakku. Dan aku bahagia memiliki kalian semua sahabat-sahabatku, dan semua orang yang menyayangi serta mencintaiku, aku tahu kalian pasti akan ada saat aku butuhkan. Aku akan hidup untuk kalian guys.. :-)