Aku masih ingat saat-saat aku belajar minum susu dengan
sedotan, malam hari. Aku begitu takjub dengan benda satu ini Ma, sedotan yang
mama tunjukkan.
Saat-saat aku makan masih disuapi olehmu, saat aku berlarian
minta dikejar untuk disuapi, lalu aku masuk melalui celah kakimu bermain ciluk
ba.
Saat-saat aku bandel, tidur siang ditemani radio kesayangan.
Mama tahu lagu kesukaanku.
Saat-saat aku mau tidur, aku suka sekali dibelai-belai Ma.
Saat-saat aku ngambeg dijejali coklat, saat aku pertama kali
diajari makan coklat, tidak suka karena belepotan, Mama sabar mengelapnya.
Saat aku belajar membedakan tangan kiri dan tangan kanan,
aku bangga karena aku bisa dan Mama tepuk tangan.
Saat aku bisa bilang huruf R, dan Mama memberiku hadiah.
Saat aku menangis karena jatuh dan berdarah, Mama menguatkanku
untuk tak menangis.
Saat aku sakit dan minta digendong, Mama selalu siap
menggendongku kapan saja.
Saat aku belajar membaca dan bisa melafalkan ny dan ng, aku
gembira dan Mama menciumku.
Saat aku meraih juara, Mama selalu ada dibalik semua itu.
Saat terjadi sesuatu denganku, Mama yang paling heboh kuatir
setengah mati.
Saat tidak ada Papa, Mama selalu bilang, tak apa-apa nak
masih ada Mama.
Jika Mama tidak ada? Siapa yang akan mengatakan itu lagi Ma?
Saat aku sedang ragu untuk melangkah, Mama yang meyakinkanku
bahwa aku bisa.
Saat aku menangis karena patah hati, saat aku menangis
karena gagal, saat aku menangis karena kecewa, Mama selalu ada dan sabar
mendengarkan ceritaku, selalu sabar menyemangatiku. Lalu nanti siapa Ma yang
bisa mengerti aku?
Saat aku berada dalam kesulitan, doamu tak pernah lepas,
lalu nanti siapa lagi yang mendoakanku Ma?
Saat aku telah berhasil, aku telah sukses meniti karir dan
kehidupanku, aku ingin membahagiakanmu, tolong beri aku kesempatan, kumohon.
Mama I love you.
Djakarta, 22 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar